NAMA : NATALIA DWI SIH ANJARWANI
NO UKG : 201699814468
PRODI : BIMBINGAN KONSELING
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun
Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan
Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil
dan Dampak)
Terkait
Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi |
Kabupaten Lampung Tengah |
Lingkup Pendidikan |
SMP Negeri 4 Terbanggi Besar– kelas 8F –Tahun Ajaran 2022/2023 |
Tujuan yang ingin dicapai |
Setelah melaksanakan
layanan Bimbingan Klasikal model problem
based learning, peserta didik dapat menerapkan cara belajar efektif baik di
rumah maupun di sekolah |
Penulis |
Natalia Dwi Sih Anjarwani, S.Psi |
Tanggal |
7 Juli 2023 |
SITUASI: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini. |
Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan memiliki peran penting dan strategis dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara komprehensif. Berbeda dengan guru mata pelajaran, guru Bimbingan Konseling tidak memberikan tugas-tugas kepada peserta didik. Guru Bimbingan dan Konseling memberikan layanan yang mengakomodir dalam pencapaian tugas perkembangan peserta didik, sehingga memiliki kecakapan hidup dan menjadi pribadi yang mandiri. Sebagai seorang guru BK, disamping memberi materi tentang cara belajar efektif, juga melihat perkembangan setelah pemberian materi mengenai cara belajar efektif dari peserta didik. Akan lebih baik lagi, jika peserta didik dapat mempraktikkan cara belajar efektif dalam tiap mata pelajaran. Jika memiliki cara belajar yang baik maka setiap usaha belajar akan memberikan hasil yang baik juga. Kebiasaan yang baik haruslah ditanamkan dan dikembangkan oleh peserta didik. Jika cara belajar peserta didik tidak sesuai atau kurang tepat maka akan mendapat hasil yang tidak optimal dan akan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik tersebut. Banyak peserta didik tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena kurang memahami cara belajar yang efektif. Peserta didik kebanyakan hanya mencoba menghafal pelajaran. Permasalahan ini diketahui melalui hasil pengamatan dan wawancara pada guru sejawat pengajar kelas 8F. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, peserta didik, yang dialami peserta didik kelas 8F SMP Negeri 4 Terbanggi Besar ini terjadi disebabkan beberapa hal berikut: 1. Peserta didik kurang memahami cara belajar yang tepat dan sesuai untuk dirinya sendiri. 2. Pembelajaran kurang inovatif sehingga pembelajaran yang diterapkan monoton. 3. Model dan strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Berdasarkan permasalahan di atas, praktik baik (Best Practice) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dari hasil kajian literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai guru mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terkait cara belajar efektif untuk kemudian dapat diterapkan pada saat belajar di rumah ataupun di sekolah. Selain berguna untuk situasi pembelajaran, praktik baik ini juga dapat dijadikan referensi bagi guru lain untuk menginovasi pembelajarannya dalam |
|
kompetensi yang sama. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami permasalahan seperti saya, sehingga praktik ini selain diharapkan dapat memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi bagi rekan guru lain Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini adalah sebagai guru BK mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses layanan secara efektif dengan menggunakan metode layanan yang tepat dan inovatif sehingga tujuan layanan dapat tercapai sesuai yang diharapkan. |
TANTANGAN : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat, |
Berdasarkan hasil pengamatan kajian literatur dan wawancara dengan guru sejawat, pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning ini memiki beberapa tantangan. Adapun tantangan dalam pembelajaran model Problem Based Learning dalam aksi ini adalah sebagai berikut: 1. Membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan alat, masalah, konsep, media, dan persiapan lainnya.. 2. Memerlukan waktu yang cukup panjang dalam pelaksanaannya. 3. Beberapa peserta didik masih terlihat kurang aktif dalam kegiatan diskusi |
|
Yang terlibat dalam aksi ini antara lain: a. Kepala sekolah yang memberikan ijin untuk melakukan aksi pada saat kondisi sekolah sedang libur b. Koordinator BK yang memberikan petunjuk mengenai pelaksanaan aksi c. Rekan guru yang membantu untuk mempersiapkan kondisi kelas d. Peserta didik kelas VIII F sebagai sasaran layanan bimbingan klasikal |
AKSI
: Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini |
Untuk mengatasi tantangan tersebut, penulis melakukan tindakan sebagai berikut: 1. Penulis melakukan beberapa persiapan, diantaranya membuat LKPD yang menarik dengan menggunakan aplikasi canva. LKPD tersebut lalu di print warna. Sebagai media pembelajaran lainnya, penulis juga menyiapkan beberapa gambar poster kertas A3 untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik terhadap topik yang akan dibahas. Penulis juga menyiapkan proyektor untuk mendukung media PPT yang sudah dipersiapkan. 2. Kegiatan untuk memecahkan masalah dilakukan secara berkelompok agar dapat lebih menghemat waktu. 3. Terus memberikan pertanyaan atau bahan agar peserta didik yang kurang aktif dapat termotivasi untuk lebih aktif. Sebelum melaksanakan aksi, beberapa hal yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1. Mencari berbagai sumber untuk mencari bahan referensi materi ajar 2. Membuat RPL 3.
Saat membuat RPL tersebut, penulis juga membuat LKPD,
power point, mencari gambar poster pemantik lalu mencetaknya untuk digunakan
saat aksi, menggandakan LKPD, membuat google
form, memasukkan materi power point
ke dalam website penulis. 4.
Penulis juga membeli beberapa perlengkapan yang
dibutuhkan antara lain tripod, wireless
microphone, menyiapkan handphone serta
laptop dalam keadaan full charge.
Sedangkan untuk langkah dalam aksi praktik baik ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan langkah kegiatan sebagai berikut: (Orientasi pada
Masalah) 1. Guru BK memberikan beberapa gambar poster sebagai pemantik rasa ingin tahu peserta didik, juga untuk mengawali pelayanan bimbingan klasikal 2. Guru BK memberikan LKPD untuk memunculkan masalah pada peserta didik (Mengorganisasi) 3. Membentuk kelompok sebanyak 4 kelompok dengan beranggotakan 4 – 5 peserta didik 4. Setelah kelompok terbentuk, peserta didik berdiskusi tentang LKPD yang dibagikan guru. (bahan terlampir) 5. Setelah menerima LKPD, peserta didik berdiskusi dalam kelompok. (Membimbing
penyelidikan) 6. Peserta didik melakukan persiapan selama 10 menit untuk menggali informasi melalui gawai masing-masing dan mempersiapkan diri untuk menjelaskan melalui gambar yang sudah dibuat. 7. Guru memantau pekerjaan yang dilakukan oleh peserta didik (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya) 8.
Guru memberikan materi, setelah itu peserta
didik merencanakan gambar yang akan dibuat menjadi poster untuk menjelaskan
mengenai “cara belajar efektif” dari hasil diskusi kelompoknya. 9.
Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok
melalui menggambar yang merepresentasikan tentang cara belajar efektif. (Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah) 10.
Guru mempersilakan tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya melalui gambar poster 11.
Kelompok lain mempersiapkan pertanyaan untuk
diajukan kepada kelompok yang presentasi 12.
Guru mendorong peserta didik untuk mengevaluasi
masing-masing kelompok yang tampil Sumber daya
atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi dalam aksi ini adalah
LKPD, Power point, proyektor. Untuk pemberian materi kepada peserta didik,
penulis menggunakan power point karena
peserta didik menjadi lebih fokus untuk menyimak penjelasan dari guru BK. |
|
|
REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah- langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut |
Dari hasil refleksi pembelajaran, penulis meyakini bahwa dari langkah-langkah pemberian layanan yang sudah dilakukan, peserta didik mempunyai pemahaman baru mengenai cara belajar yang efektif dan juga dapat menerapkan dalam pembelajaran baik di rumah maupun ketika di sekolah. Dengan kata lain, aksi yang penulis lakukan efektif. Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah penggunaan media power point untuk menarik perhatian peserta didik agar mampu fokus saat guru memberikan penjelasan. Selain itu, penggunaan media gambar dalam aksi ini juga ikut menjadi faktor keberhasilan dalam aksi ini. Peserta didik menjadi tertarik karena ingin melihat hasil karya teman atau kelompok lain. Respon dari guru mata pelajaran: Setelah pemberian layanan klasikal, beberapa guru mata pelajaran menyampaikan beberapa perubahan yang terjadi peserta didik antara lain: a. Bu Eka Ruswati, S.Pd (guru mata pelajaran Bahasa Indonesia) Peserta didik berusaha untuk membuat catatannya semenarik mungkin, contohnya Nabila, Cintia, Amelia. b. Bu Nia Puspitasari, S.Pd (guru mata pelajaran Matematika) Peserta didik menjadi lebih aktif untuk mau maju saat diminta untuk mengerjakan soal secara spontan (Maxcell, Poppi, Nurul) Respon dari Kepala Sekolah: Ibu Dewi Indawati, S.Pd., M.M., menyampaikan bahwa penulis sebaiknya tidak hanya melakukan aksi sekali saja. Namun, diusahakan agar setiap pemberian layanan bimbingan klasikal juga mempersiapkan dengan baik agar layanan menjadi lebih maksimal. Beliau senang karena peserta didik memperoleh pengalaman yang baru dengan cara pemberian layanan BK yang sudah dipersiapkan dengan matang. Melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan strategi pembelajaran yang ditentukan tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. |
LAMPIRAN FOTO PESERTA DIDIK YANG SEDANG BELAJAR DI RUMAH